sp-globalindo.co.id – Mengidap epilepsi bukan berarti tidak bisa menjalani hidup normal. Kuncinya adalah memulai pengobatan sedini mungkin, terutama pengobatan untuk mengendalikan kejang.
Epilepsi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kejang berulang yang disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak. Penyakit ini merupakan kelainan neurologis yang menyerang sekitar 1-5 persen populasi dunia.
Ahli saraf Dr. Retno Jayantri Ketaren, Sp.S., serangan epilepsi bisa ringan hingga berat.
“Penting untuk membedakan epilepsi dari gangguan kejang lainnya, seperti kejang yang berhubungan dengan infeksi yang biasanya tidak berulang,” kata Dr. Langka.
Gejala epilepsi bisa bermacam-macam, namun ada beberapa gejala umum yaitu kehilangan kesadaran, gerakan tidak terkontrol seperti tonik-klonik, dan sensasi aneh seperti deja vu atau halusinasi.
Baca juga: Penderita Epilepsi Bisa Berfungsi Normal…
Dr. Retno menambahkan, tujuan utama pengobatan epilepsi adalah mencapai pengendalian yang baik, sehingga secara signifikan mengurangi jumlah kejang yang dialami pasien.
Perawatan epilepsi dipilih tergantung pada jenis kejang, usia dan kesehatan pasien.
Dr Retno mengatakan, kejang biasanya dapat dikendalikan dengan obat antiepilepsi.
Meski epilepsi tidak bisa diobati dengan obat-obatan, namun 70 persen pengidap penyakit ini mampu mengendalikan kejangnya dan beraktivitas normal.
Namun, tidak semua pasien memberikan respons yang baik terhadap pengobatan, dan dalam beberapa kasus, pembedahan atau diet khusus dapat dipertimbangkan.
Baca juga: 10 Tindakan Pertolongan Pertama Pada Anak Kejang Menurut Dokter
Selama bertahun-tahun, satu-satunya solusi adalah pembedahan invasif, dan banyak pasien tidak dapat menjalani pembedahan dan harus hidup dengan kejang.
Namun, teknik bedah otak telah berkembang, yang berarti sebuah revolusi bagi mereka yang menderita kejang parah.
Salah satu inovasi dalam pengobatan epilepsi adalah stimulasi saraf vagus (VNS).
Menurut ahli bedah saraf, spesialis Dr. Dr. Prosedur yang dikembangkan oleh Agus Mahendra Innggas, Sp.BS, FINPS ini melibatkan pemasangan alat yang merangsang saraf vagus untuk mengurangi frekuensi dan intensitas kejang.
“VNS biasanya ditawarkan kepada pasien yang belum mendapatkan hasil memuaskan dari pengobatan epilepsi konvensional,” kata Karawaci, dokter di Rumah Sakit Pedesaan Siloam Lippo Tangerang.
Keuntungan utama VNS adalah dapat digunakan bersamaan dengan obat antiepilepsi tanpa meningkatkan risiko efek samping.
Pada banyak pasien, VNS dapat mengurangi kejang secara signifikan, meskipun pengobatan tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Baca juga: Tes yang Diperlukan untuk Mendiagnosis Epilepsi pada Anak Simak berita terbaru kami dan pilih langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.