TILISI, sp-globalindo.co.id – Ketua KPU Pusat Georgia dikaburkan dalam rapat pengukuhan hasil pemilu parlemen, Sabtu (16/11/2024).
Pada hari Sabtu, sidang terhenti ketika anggota komisi dari oposisi Partai Gerakan Nasional Bersatu, David Kirtadze, melemparkan cat hitam ke arah ketua komisi pemilihan, Giorgi Kalandarishvili.
Sebelum kejadian, Kirtadze mengatakan kepada Kalandarishvili bahwa hasil resmi pemungutan suara tidak mencerminkan pilihan pemilih yang sebenarnya.
Baca Juga: Israel Serang Beirut Selatan, Hizbullah Serang Haifa
Kalandarishvili menanggapinya dengan mengatakan bahwa tekanan, intimidasi dan ejekan pribadi membuktikan tidak ada kasus kecurangan dalam pemilu.
Kalandarishvili tampak dengan mata tertutup ketika pertemuan dilanjutkan, menurut AP News.
“Sekali lagi menjadi jelas bahwa tidak ada bukti nyata yang membuktikan adanya kecurangan dalam pemilu,” katanya kepada massa.
Seperti diketahui, pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung komisi di Tbilisi, dan para pejabat mengumumkan bahwa partai berkuasa “Georgian Dream” memperoleh 53,93 persen suara.
Pendukung oposisi (Gerakan Nasional Bersatu) dituduh melakukan kecurangan dalam pemungutan suara dan menolak hasil pemungutan suara. Namun “Georgian Dream” membantah tuduhan tersebut.
Pengamat pemilu Eropa mengamati pemilu parlemen di Georgia dalam suasana “separatis”, disertai kasus korupsi, pemungutan suara ganda, dan kekerasan fisik.
Banyak warga Georgia melihat pemungutan suara tersebut sebagai referendum yang menentukan upaya negara tersebut untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Pada bulan Juni, blok tersebut menangguhkan proses permohonan keanggotaan Georgia tanpa batas waktu setelah parlemen negara itu mengesahkan “undang-undang pengaruh asing” yang dibuat setelah para kritikus mengatakan tindakan keras Rusia terhadap masyarakat sipil.
Kritikus menuduh bahwa Georgian Dream yang berkuasa, yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili, seorang miliarder misterius yang menjadi kaya di Rusia, menjadi semakin otoriter dan condong ke arah Moskow.
Menolak hasil resmi tersebut, Presiden Salome Zurabishvili mengatakan Georgia adalah korban tekanan Moskow untuk tidak bergabung dengan UE.
Sambil memegang jabatan seremonial, Zurabishvili meminta Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mendukung demonstrasi tersebut.
Baca juga: Situs Independen Rusia: 242 Warga Sipil Dibunuh Tentara yang Kembali dari Perang
Sementara itu, para pejabat Washington dan Brussels menuntut penyelidikan menyeluruh terhadap pemilu tersebut, sementara Kremlin membantah tuduhan campur tangan dalam pemilu tersebut. Dengarkan berita terkini dan berita kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan WhatsApp sudah terinstal.