sp-globalindo.co.id-Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih rendah dari yang diharapkan, yakni. kurang dari 37 minggu.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sesegera mungkin setelah bayi lahir.
Konsultan Neonatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr dr Putri Maharani T mengatakan skrining merupakan alat tes untuk mendeteksi kelainan dini pada bayi prematur sehingga orang tua dapat cepat melakukan penanganan. anomali yang ada, sehingga anomali tidak muncul atau dapat ditangani secara dini.
Bayi prematur biasanya lahir dalam keadaan lemah dan organ tubuhnya belum berkembang sempurna.
Menurut Putri, dilansir Antara, Senin (11/5/2024), skrining bayi baru lahir prematur bertujuan untuk mendeteksi apakah bayi mengalami gangguan kesehatan atau berisiko tinggi mengalaminya. Jika kondisinya lemah atau bermasalah, bayi prematur harus mendapat perawatan intensif dari dokter spesialis anak di ruang neonatal intensif care unit (NICU).
Baca juga: Kapan Bayi Prematur Boleh Dimandikan? Berikut penjelasan dokter
Sedangkan menurut dr Evelyn Phangkawira, Sp.A, ada 7 jenis tes skrining yang harus dilakukan pada bayi baru lahir prematur. 7 skrining pada bayi baru lahir prematur
Pertama, dilakukan pemeriksaan fungsi kepala bayi dengan USG kranial untuk mengetahui apakah bayi prematur mengalami kelainan otak (misalnya pendarahan otak) atau tidak.
“Bayi yang lahir kurang dari 28 dan 32 minggu kebanyakan (untuk pemeriksaan kepala), kalau kondisinya parah sampai 34 minggu tetap kami periksa,” kata Putri.
Kedua, pemeriksaan untuk menilai fungsi penglihatan anak dan mengidentifikasi adanya retinopati prematuritas (ROP) atau kelainan mata. Bayi baru lahir prematur dengan berat badan kurang dari 1.500 gram atau memiliki kondisi kesehatan tertentu sebaiknya menjalani pemeriksaan mata sesuai anjuran dokter.
“Tidak semua bayi perlu pemeriksaan mata, umumnya bayi berusia di bawah 32 minggu atau berat badannya kurang dari 1.500 gram, atau jika dokter menyatakan perlu pemeriksaan mata,” kata Putri.
Ketiga, tes skrining fungsi tiroid pada bayi prematur. Hal ini dilakukan agar anak yang menderita gangguan kesehatan akibat hipotiroid kongenital dapat segera ditangani oleh dokter.
Baca juga: 4 Jenis Pemeriksaan Bayi Prematur Menurut Dokter Jangan Diabaikan
Keempat, periksa fungsi jantung dengan USG jantung. Pemeriksaan ini dilakukan pada bayi baru lahir prematur sesuai indikasi dan jadwal yang ditentukan.
Kelima, pemeriksaan ginjal untuk mendeteksi timbunan kalsium di ginjal. Pemeriksaan pada ginjal juga diperlukan untuk mengidentifikasi risiko kesehatan lain yang mungkin terjadi pada organ tersebut.
“Semakin muda usia kehamilan saat lahir, maka semakin tinggi pula risiko penumpukan kalsium di ginjal sehingga perlu dilakukan USG ginjal minimal satu kali sebelum bayi keluar dari rumah sakit,” kata Evelyn.
“Jika ditemukan endapan kalsium di ginjal, kita perlu memastikan agar endapan kalsium tidak bertambah atau berkurang dan fungsi ginjal tetap baik,” lanjutnya.