sp-globalindo.co.id – Berita tentang janji pemimpin pemberontak Suriah Abu Muhammad al-Julani bahwa negaranya tidak akan pernah menghadapi perang lagi menduduki puncak daftar berita utama global saat ini.
Pada saat yang sama, Korea Utara untuk pertama kalinya mengomentari keadaan darurat militer di Korea Selatan.
Berikut rangkuman artikel top global mulai Rabu (12/11/2024) hingga Kamis pagi (12/12/2024).
Baca Juga: Pasangan yang bercerai pada tahun 1975 ini memutuskan menikah lagi setelah 50 tahun.
Pemimpin pemberontak Suriah Abu Mohammed al-Jolani telah bersumpah bahwa negaranya tidak akan menghadapi perang lagi.
Dalam wawancara dengan saluran TV “Sama News” pada Selasa (10/12/2024), ia mengatakan rakyat Suriah sudah lelah dengan konflik bertahun-tahun.
“Masyarakat sudah bosan dengan perang. Oleh karena itu, negara ini belum siap untuk perang lagi dan tidak akan terlibat dalam perang lagi,” ujarnya saat berkunjung ke masjid di Damaskus.
Baca lebih lanjut di sini.
Baca Juga: Mantan Menhan Korsel Tewas Usai Petugas Mendobrak Pintunya, Terungkap. Korea Utara Pertama Kali Komentari Darurat Militer Korea Selatan, Apa Kata Mereka?
Media pemerintah Korea Utara KCNA melaporkan kerusuhan politik di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer.
Setelah seminggu bungkam, KCNA menerbitkan artikel pada Rabu (12/11/2024) yang menyebutnya sebagai “kerusuhan sosial” di Korea akibat krisis militer.
Surat kabar tersebut tidak banyak berkomentar, terutama meliput laporan dari media Korea Selatan dan internasional.
Baca lebih lanjut di sini.
Baca Juga: Kantor Presiden Korea Selatan Yoon digerebek polisi
Polisi menangkap seorang pria karena dicurigai membunuh pemilik perusahaan asuransi kesehatan swasta di AS pekan lalu.
Pihak berwenang AS telah mengumumkan penangkapan Luigi Mangione, 26 tahun, seorang karyawan McDonald’s di Altoona, Pennsylvania, yang dicari polisi sehubungan dengan penembakan yang menewaskan pemilik perusahaan asuransi Brian Thompson.
Dia didakwa dengan lima tuduhan pemalsuan dan kepemilikan senjata api yang melanggar hukum.
Baca lebih lanjut di sini.
Baca Juga: Menggali Peran Amerika di Suriah Pasca Assad