SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Lifestyle

Sejarah Emoji: Dari Ikon Sederhana hingga Bahasa Universal dalam Chatting

sp-globalindo.co.id – Emoji sudah menjadi ikon yang familiar bagi pengguna media sosial dalam percakapan sehari-hari. Kehadirannya memperkaya komunikasi digital dengan menghadirkan representasi yang lebih dinamis dan dinamis.

Pengguna dapat menyampaikan emosi, perasaan atau situasi dengan gambar kecil, yang terkadang lebih efektif dibandingkan kata-kata. Emoji membantu menyederhanakan percakapan dan membantu orang lain mengirim pesan, menjadikan interaksi lebih menarik dan pribadi.

Seiring kemajuan teknologi dan berkembangnya platform media sosial, keragaman emoji pun ikut berkembang. Pengguna dapat memilih dari berbagai kategori, mulai dari desain ekspresif, hewan, makanan, simbol, dan bendera.

Setiap emoji memiliki arti spesifik yang mungkin berbeda-beda bergantung pada konteks dan budaya pengguna. Keberadaan emoji tidak terlepas dari kemunculan pertama hingga evolusinya.

Oleh karena itu, KompasTekno di sini mencoba menjelaskan tentang sejarah emoji, penciptanya, dan kenangan hari emoji.

Baca Juga: 50 Arti Emoji WhatsApp yang Paling Banyak Digunakan, Lengkap dengan Sejarah Emoji

Laporan dari situs Tech Target, rangkaian emoji pertama kali dibuat oleh seniman Jepang Shigetaka Kurita pada tahun 1999. Ia membuat rangkaian gambar berukuran 12×12 piksel untuk digunakan di platform internet seluler i-mode dari operator seluler terbesar di Jepang NTT Docomo.

Kumpulan emoji pertama ini mencakup 176 gambar berbeda, yang sebagian besar merupakan simbol, bukan karakter manusia. Koleksi ini dapat dilihat di Museum of Modern Art di New York.

Kata “emoji” berasal dari kata Jepang untuk “gambar” dan “karakter”, yang mencerminkan penggunaannya sebagai bahasa baru.

Sejak awal, emoji dirancang untuk digunakan melalui keyboard yang muncul saat mengetik pesan di ponsel, sehingga memungkinkan untuk menyertakan emoji dalam pesan teks untuk menyampaikan informasi dengan lebih ringkas atau untuk menambah makna dan emosi.

Setelah NTT Docomo memperkenalkannya, perusahaan Jepang lainnya mulai membuat emoji sendiri, yang kemudian menarik perhatian perusahaan Amerika seperti Apple, Microsoft, dan Google.

Untuk mengamankan kesepakatan global, Google mengajukan petisi kepada Konsorsium Unicode pada tahun 2009 untuk menyetujui dan menstandarkan emoji di seluruh sistem operasi.

Konsorsium Unicode sendiri merupakan organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk pengembangan, pemeliharaan, dan promosi standar internasional untuk teks dan simbol di seluruh dunia.

Proposal ini diterima pada tahun 2010, dengan 625 emoji baru, Apple memperkenalkan keyboard emoji khusus untuk iOS pada tahun 2011, diikuti oleh Android pada tahun 2013.

Sejak itu, Konsorsium Unicode menyetujui emoji baru setiap tahun. Langkah ini melibatkan pengajuan proposal kepada pengembang yang menjelaskan alasan dan fitur emoji yang diusulkan.

Pada tahun 2015, Konsorsium Unicode mulai mengubah emojinya dengan menambahkan karakter pria dan wanita untuk setiap emoji profesional, warna kulit yang berbeda, pasangan sesama jenis, kepribadian netral gender, dan representasi yang lebih besar bagi penyandang disabilitas.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *