SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Nasional

Suriah Memanas, Kemenlu Siapkan Langkah Kontingensi WNI

JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyiapkan tindakan darurat bagi warga negara Indonesia (WNI) di Suriah pasca perang meningkat dengan partisipasi negara-negara lain di kawasan.

Langkah ini dilakukan segera setelah ketegangan meningkat pada 27 November, ketika pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyerang Aleppo. Ini adalah pertama kalinya pasukan oposisi berada di bawah kendali mereka di Aleppo sejak tahun 2016.

“Segera setelah merebaknya situasi pada 27 November, kami di pusat bersama pemangku kepentingan berkoordinasi dengan KBRI Damaskus untuk mengambil tindakan darurat,” kata Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha, dalam konferensi pers di Palapa, Selasa. kementerian. Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2024).

Oleh karena itu, KBRI Damaskus saat ini telah mempunyai rencana darurat bagi WNI, ujarnya.

Baca juga: Terkait Suriah, Rusia sebut menjalin hubungan kuat dengan Iran dan Turki

Berdasarkan rencana darurat, Kementerian Luar Negeri telah meningkatkan status siaga di beberapa wilayah di kawasan.

Setidaknya delapan provinsi saat ini dalam keadaan siaga, termasuk Aleppo, Idlib, Hama, Deir Ezzor, Hasakah, Raqqa, Daraa dan Suwayda.

Provinsi ini dinilai berbahaya dan dapat mengancam keselamatan WNI. Sementara provinsi lainnya ditetapkan siaga 2.

“Bisa dikatakan wilayah Deir Ez-Zor, Hasaka, dan Raqqa sudah disiagakan pada tahun 2023. Dengan demikian, penambahannya adalah Aleppo, Idlib, Hama, Daraa, dan Suwayda,” ujarnya.

Total ada 1.162 WNI yang tinggal di Suriah, kata Judo, termasuk 29 WNI di Aleppo dan 6 WNI di Hama, terlepas dari wilayah mana yang sedang konflik.

WNI lainnya tersebar di wilayah lain, sebagian besar di Damaskus, dengan total 758 WNI. Adapun di Hasakah sebanyak 321 orang, WNI di Tartus 17 orang, Latakia 20 orang, dan Rif Dimashq sebanyak 8 orang.

Berikut ini kami sajikan angka sebaran WNI di Suriah, terdapat 1.162 WNI di Suriah, 29 orang diantaranya berada di Aleppo dan 6 orang di Hama.

Baca juga: Konflik di Suriah mengguncang AS dan bisa memberi peluang bagi Donald Trump

“Dari jumlah tersebut, 1.162 orang merupakan warga negara kita, sebagian besar adalah pekerja rumah tangga dan siswa sekolah menengah atas,” jelas Judha.

Sekadar informasi, perang di Suriah semakin memanas ketika Hayat Tahrir al-Sham (HTS) tiba-tiba menyerang Aleppo pada Rabu (27/11/2024).

Faktanya, pasukan militer Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad telah menguasai Aleppo sejak 2016 dengan dukungan Iran, Rusia, dan Hizbullah.

Perebutan kota tersebut terjadi setelah serangan udara brutal oleh pesawat tempur Rusia yang membantu Assad merebut kembali kota berpenduduk hampir dua juta orang tersebut.

Saat pasukan pemberontak maju, tentara Suriah mengumumkan penarikan sementara dari Aleppo pada Sabtu (30/11/2024).

Kemudian perang meluas ke Idlib dan wilayah lainnya. Saat ini, 571 orang telah dibunuh oleh penentang pemerintah dan warga sipil. Dengarkan pilihan berita dan berita terkini kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *