SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

7 Rekomendasi Pemberian MPASI Menurut WHO, Apa Saja?

sp-globalindo.co.id – Bagi sebagian orang tua, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) bisa menjadi hal yang menyenangkan sekaligus menantang.

Para ayah dan ibu tentunya ingin berusaha dan memberikan menu makanan yang terbaik untuk buah hatinya, baik dari segi gizi, rasa, maupun penampilannya.

Oleh karena itu, dalam hal ini orang tua dapat mengikuti anjuran atau anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).​

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat tujuh rekomendasi global mengenai praktik pemberian MPASI, kata Alissa Pries, penasihat regional UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik.

Baca Juga: Pedoman Pemberian Jajanan pada Anak Saat MPASI oleh IDAI

Pertama, ia menjelaskan inti dari pemberian MPASI adalah asupan ASI. Oleh karena itu, selain pemberian MPASI, pemberian ASI juga harus tetap dilakukan hingga anak berusia dua tahun ke atas untuk memenuhi asupan energi dan gizinya.

Hal ini didasarkan pada bukti bahwa ASI tetap memberikan nutrisi dan energi yang dibutuhkan anak hingga dua tahun, tulis Alyssa di Antara, Rabu (23 Oktober 2024).

Kedua, bayi yang mengonsumsi susu selain ASI dapat mengonsumsi susu formula dan susu hewani saat berusia 6-11 bulan. Namun, pada usia 12-23 bulan, hanya susu hewani yang boleh diberikan, dan susu formula atau susu bayi selanjutnya tidak dianjurkan.

Ketiga, bayi harus mulai mendapat MPASI pada usia 180 hari atau 6 bulan dengan masih mendapat ASI. Alyssa menjelaskan, penundaan pemberian MPASI dapat berisiko mengganggu proses tumbuh kembang anak.

Rekomendasi MPASI yang keempat adalah bayi usia 6-23 bulan sebaiknya mendapat berbagai bentuk MPASI. Ia menekankan tiga jenis pangan sebagai sumber energi dan zat gizi, yakni asupan harian pangan hewani seperti daging, ikan, atau telur.

Berikan juga buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari serta makan kacang-kacangan sebanyak-banyaknya, terutama jika sumber makanan hewani pada makanan bayi terbatas.

Baca juga: Apakah MPASI bisa diberi rasa? Simak apa yang dikatakan para ahli di bawah ini…

Tips selanjutnya adalah menghindari makanan dan minuman tidak sehat, seperti yang mengandung gula, garam, dan lemak trans.

Alyssa mengatakan konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat dikaitkan dengan risiko malnutrisi, kelebihan berat badan, dan pola makan tidak sehat.

“Ada bukti bahwa produk-produk tersebut terkait dengan gizi buruk, kelebihan berat badan, dan dapat memengaruhi preferensi rasa, sehingga berujung pada pola makan tidak sehat dalam jangka panjang,” jelasnya.

Keenam, apabila makanan yang tidak difortifikasi tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, bayi usia 6-23 bulan dapat memperolehnya dari suplemen atau makanan yang difortifikasi.

“Konsumsi makanan tambahan dengan biji-bijian yang diperkaya meningkatkan penanda status zat besi, termasuk peningkatan kinerja mental dan motorik, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi biji-bijian yang diperkaya,” kata Alyssa.

Ketujuh, anak usia 6-23 bulan harus menerapkan pemberian makan responsif, yaitu metode pemberian makan yang mendorong anak untuk makan secara mandiri.

Hal ini dirancang untuk merespons secara fisiologis dan perkembangan, mendorong anak untuk mengontrol diri saat makan, dan mendukung fungsi kognitif emosional dan perkembangan sosial kognitif. Dengarkan berita terkini dan pilihan terbaik kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda dan kunjungi saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *