JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Ketua Komisi III DPR RI Habiborokhman mengatakan sebagian besar fraksi di komisinya tidak setuju dengan wacana penugasan Polri ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Usulan serupa disampaikan Ketua DPP PDI-P Deddy Yevri Sitorus yang menuding polisi ikut memenangkan pemilihan pendahuluan daerah (bilkada) di banyak daerah.
Kawan-kawan, sudah diperbaiki, sebagian besar fraksi di Komisi III menyatakan 7 dari 8 fraksi menyatakan tidak setuju dengan usulan tersebut, kata Habiborokhman usai ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Senin (12/02/2024).
Artinya, hanya PDI-P yang menginginkan pidato tersebut.
Baca Juga: PDI-P Minta Polri Kembali ke TNI atau Kemendagri, Kapolri Bicara Ekonomi, Panglima Diam
Ahmad Sahronis, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Nasdem Partai, mengatakan cerita negatif yang terulang di pojok kepolisian akan terus berlanjut meski tugasnya dilimpahkan ke Kementerian Dalam Negeri.
Baginya, wacana tersebut bukanlah solusi kepolisian yang saat ini sedang banyak menyita perhatian.
“Polri adalah bagian dari aparatur negara yang harus bertanggung jawab langsung kepada presiden, bukan kementerian yang tidak relevan,” ujarnya.
“Kemudian sedikit demi sedikit di sana-sini, seolah-olah ada sekelompok orang yang menggunakannya, misalnya. “Yah, itu cerita negatif,” lanjutnya.
Baca Juga: Wacana Polri oleh TNI atau Kemendagri, TNI Ikuti Keputusan Pemerintah dan DPR
Jazilul Fawaid, Anggota Komisi III Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, menyampaikan hal senada.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya tidak melihat perlunya mempercayakan kepolisian kepada Kementerian Dalam Negeri.
Menurutnya, budaya internal Polri harus ditingkatkan. Bukannya mengubah struktur atau posisi organisasi.
“PKB, setelah ditinjau, kami (Polri) akan tetap berpegang pada struktur yang ada saat ini, karena melihat argumentasi dan alasan yang tidak terlalu kuat, menurut saya yang terpenting adalah apa yang perlu diperbaiki, apa yang dibutuhkan. “Yang harus direformasi adalah budayanya, bukan strukturnya,” ujarnya.
Usulan perubahan struktur kepolisian diketahui muncul setelah PDI Perjuangan merasa tidak puas dengan hasil pilkada di beberapa daerah.
Bahkan, Partai Banteng menuding penggunaan aparat kepolisian untuk mengalahkan sejumlah calon kepala daerah.
Tuduhan itu disampaikan dengan menggunakan istilah parkok yang merupakan singkatan dari brown party. Dengarkan berita terbaru dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.