sp-globalindo.co.id – Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam sistem kesehatan bisa menjadi salah satu cara mengatasi kekurangan tenaga kesehatan yang masih menjadi permasalahan di Indonesia.
Dalam laporan Future Healthcare Guide 2024 yang disusun oleh Philips, 76 persen pemimpin layanan kesehatan Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa pengangguran karyawan yang menyebabkan keterlambatan perawatan pasien merupakan masalah bagi organisasi mereka.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, para pemimpin layanan kesehatan telah menerapkan otomatisasi untuk mengurangi beban administratif pada petugas layanan kesehatan dan menyederhanakan layanan bagi pasien.
Kepala Bidang Transformasi Digital Kementerian Kesehatan Setiaji menjelaskan pemanfaatan AI di bidang kesehatan masuk dalam rancangan strategi transformasi kesehatan digital tahun 2021-2024.
“Beberapa rumah sakit di Indonesia saat ini sedang menguji apakah model AI cocok untuk mendiagnosis penyakit, terutama kanker paru-paru atau penyakit otak, untuk mempercepat diagnosisnya,” ujarnya saat berbicara pada peluncuran Philips Future Health Index (HFI) 2024 di Jakarta (10/1/2024).
Baca juga: Bedah telerobotik membantu menemukan masalah dan kekurangan dokter spesialis
Saat ini teknologi AI pada layanan kesehatan di Indonesia hanya diterapkan pada proses diagnosis dan pengobatan non-medis.
Misalnya saja untuk memprediksi faktor risiko tes darah tinggi dan tes diabetes melitus. Diharapkan kedepannya bisa membantu tes TBC, karena yang jadi permasalahan saat ini adalah bagaimana cara mendeteksinya dengan cepat, kata Setiaji.
Roy Jacobs, CEO Royal Philips, mengatakan teknologi terkini seperti AI dapat menjadi solusi untuk menjawab berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia.
“Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah jumlah penduduk yang besar namun letak pulau yang terpisah secara geografis. AI dapat menjadi peluang untuk meningkatkan layanan kesehatan,” ujarnya di acara yang sama.
Kecerdasan buatan berpotensi digunakan untuk memberikan layanan yang lebih baik, pencegahan penyakit, dan keberlanjutan layanan.
Pemerintah Indonesia saat ini berupaya memperluas penggunaan Internet di seluruh fasilitas kesehatan.
“Kami juga memanfaatkan koneksi satelit di daerah terpencil sehingga puskesmas yang tidak memiliki koneksi internet sama sekali tetap bisa menggunakan teknologi digital,” kata Setiaji.
Ia mengatakan, saat ini 60 persen fasilitas kesehatan, baik rumah sakit, klinik, maupun laboratorium, masuk dalam sistem Satu Sehat.
Baca Juga: Cara Daftar dan Cek Vaksin Meningitis Online Melalui Aplikasi Satu Sehat
Dengarkan berita dan berita pilihan langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.